Saat ini mendapatkan beasiswa ke Eropa benar-benar dapat diwujudkan bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bahkan bukan hanya mahasiswa, namun juga para dosen. Keinginan tersebut dapat diraih melalui Erasmus Mundus External Cooperation Window (EMECW) for Lot 12. Selain mahasiswa S1,S2, dan S3, beasiswa yang mendapatkan dana dari Uni Eropa ini juga bisa diikuti oleh staff pengajar dan peneliti UMM. Meskipun untuk pertama kali program ini sepakat direalisasikan oleh 18 perguruan tinggi di Eropa dan Asia, namun tercatat 130 proposal dari UMM siap di seleksi.
Perguruan tinggi Asia-Eropa yang tergabung dalam Lot 12 meliputi 11 Perguruan Tinggi Asia (Universitas Muhammadiyah Malang, Hanoi University of Technology, Hunan Normal University, Mongolian University of Science and Technology, National University of Laos, National University of Mongolia, Sun Yat-Sen University, University Sains Malaysia, University of Burapha, University of Jilin, Asian Institute of Technology). Sisanya adalah 7 Perguruan Tinggi Eropa yaitu Technische Universitat Dresden-Germany, Universidad de Murcia, Universidade do Minho, University of Atilim, University of Innsbruck, University of Kuopio, dan University of Trento.
Asisten Rektor Bidangan Kerjasama Luar Negeri UMM, Soeparto mengungkapkan adanya sebuah kendala teknis. Karena jumlah pelamar yang terlalu banyak memenuhi bandwidth, website pusat yang mengolah data di Brussel-Eropa sempat hank.
Selain itu, karena baru pertama kali diadakan, Soeparto menjelaskan kendala lemahnya koordinasi. “Jujur, baru satu kali diadakan rapat koordinasi di Trento – Itali yang salah satu keputusannya adalah pemilihan Board member dan UMM masuk salah satu anggota bidang evaluasi program. Walaupun demikian, komunikasi melalui email atau telfon tetap lancar,” paparnya. Namun, semua kendala akhirnya teratasi dan tidak menghambat proses seleksi selanjutnya.
Mengenai manfaat dari beasiswa tersebut, Soeparto menjelaskan secara umum bahwa ia ingin melengkapi kesan masyarakat terhadap UMM. Selama ini, kalau kita mendengar kata“UMM,” kesan pertama yang muncul adalah “kampus yang megah” dan tentu hal tersebut membanggakan. Namun, asosiasi yang bagus tersebut akan mati jika tidak ada aktivitas di dalamnya. “Melalui Erasmus Mundus kita ingin memperkuat kesan fisik tersebut dengan kekuatan aura, yaitu international exposoure. Artinya, begitu orang mendengar kata “UMM”, kesan penguatnya adalah aura international exposoure,“ terangnya.
Secara khusus, UMM mendesain 3 fase pengembangan kerjasama internatsional: international awareness, international exposoure, dan international recognition. Erasmus Mundus adalah langkah kongkret dari Fase II, melalui pengiriman mahasiswa, dosen, dan staf ke luar negeri. Mereka akan langsung berinteraksi dengan dosen dan masyarakat yang baru. Juga bagaimana mempelajari satu hal yang sama di negara yang berbeda. Demikian juga bagi mahasiswa UMM yang kedatangan “teman asing” paling tidak, mahasiswa UMM dapat melatih diri bagaimana berinteraksi dengan orang asing.
Soeparto berpesan pada siapapun yang ingin lolos seleksi beasiswa Erasmus Mundus untuk mempersiapkan diri dengan melatih skill bahasa Inggris. Selain itu, ketika telah berada di negara asing, harus tahu misinya dengan jelas. Jadi, siapkah kamu menyusul ke Eropa?
Diterbitkan Media Indonesia 10 Januari 2010 hal. 7

1 komentar:

bibi mengatakan...

like this

Posting Komentar