Flu babi (flu A / swine flu / H1N1) telah menjadi fenomena baru. Meskipun lebih lambat penyebarannya, namun keganasannya melebihi flu burung (H5N1). Virus yang disinyalir berawal dari Meksiko ini semakin mendekati Indonesia dengan menjangkiti tiga warga Malaysia.
Babi yang diklaim sebagai alat “transportasi” turut menjadi momok. Tak urung, peringatan untuk menjaga kebersihan kandang dan vaksinasi mulai digalakkan khususnya di daerah yang banyak peternakan babi. Peternakan di Tulungagung misalnya, memberikan vaksin 1 minggu sekali, juga memberikan semprotan berupa TH4, dan spektan 2 minggu sekali pada babi. Karyawan peternakan juga dianjurkan memakai masker, seperti yang telah dilakukan di daerah Kepanjen. Pemerintah juga melakukan tindakan preventif semisal pemasangan alat deteksi suhu tubuh di bandara atau pelabuhan. Alat deteksi di pintu-pintu masuk dan keluar bandara udara tersebut mengukur suhu para penumpang yang keluar masuk setelah naik atau turun dari pesawat terbang dan kapal. Selama ini babi memang terkenal dengan citra lebih buruk. Bukan hanya sebagai hewan rakus yang memakan apapun yang dicium, namun kini juga pembawa bencana.
Babi asli Indonesia berasal dari babi hutan yang sampai sekarang masih terdapat di hutan dan hidup liar. Babi ini terkenal dengan nama babi celeng (sus verrucosus). Secara umum babi dikenal dalam tipe lemak (lard type), tipe daging (meat type atau pork type) dan tipe sedang (bacon type). Bangsa babi yang ada di Indonesia umumnya cenderung kearah tipe lemak. Ciri – cirinya ukuran tubuh berlebihan atau mudah gemuk, ukuran babi pendek, dan kemampuan dalam membentuk lemak cukup tinggi. Saat ini babi tipe lemak menjadi tidak populer lagi. Masyarakat mulai mengalihkan perhatian kepada babi tipe daging.
Babi adalah ternak monogastrik yang mampu mengubah bahan makanan secara efisien. Limbah pertanian, peternakan dan sisa makanan manusia yang tidak termakan dapat digunakan oleh babi untuk menjadi produksi daging.
Yulius Haflan dalam bukunya Kumpulan Fakta Unik mengupas lebih dalam tentang babi. Ia menyebutkan keunikan hewan ini dibanding hewan peliharaan manusia lainnya adalah kemampuan berpikir yang unik. Babi memecahkan suatu persoalan dengan cara memikirkannya secara intens, bukan dengan sambil lalu. Bahkan ia menyebutkan babi dapat mengerjkan semua pekerjaan anjing dalam waktu lebih cepat. Termasuk insting penciuman babi lebih baik daripada anjing.
Dengan kelebihan itu, anjing mungkin harus waspada jika posisinya digantikan babi sebagai “babi pelacak”. Namun lebih besar kemungkinan polisi akan tetap menolaknya karena takut terkena flu babi.
3 komentar:
aq pernah liat di tv ad babi pelacak..
lucu, tp sayang bgd..
wlpn daya penciuman.ny tergolong tajam drpd anjing tp kecepatan.ny ga' selevel bt ngejar manusia..
akhir.ny ujung" manusia.ny jg deh yg ngejar penjahat..
hheu..
ya..paling nggak kan bisa tau arahnya penjahat berkat hidung babi.. coba kalo babinya nggak ada..paling nggak dikejar..atau ngejar tapi nyasar.. eh, di tv mana ada anjing pelacak?
resa...
aq mau coment dindingnya aja...
layoutnya keren.......
Posting Komentar